KAMERA GAMMA
Peralatan Kamera Gamma
merupakan alat diagnostik medik yang dapat menghasilkan citra anatomi dan
fungsi organ dengan cara mendeteksi berkas radiasi dari radioisotop yang
dimasukkan ke dalam tubuh pasien. Peralatan Kamera Gamma terdiri dari 3 bagian
utama yaitu bagian deteksi, bagian pencitraan dan bagian mekanik. Baik tidaknya
hasil pemakaian peralatan ini sangat tergantung pada keahlian pengguna/operator
dalam menangani peralatan ini, baik dari segi elektronik, mekanik, protokol
pengoperasian, pengolahan hasil citra maupun protokol klinisnya. Pengguna yang
telah ahli akan mampu menghasilkan data citra yang baik, mudah dibaca dan hasil
analisis citra yang akurat. Pada umumnya keahlian pengguna akan meningkat
dengan banyaknya pengalaman yang diperoleh dalam mengoperasikan peralatan,
semakin sering mengoperasikan akan semakin meningkat keterampilannya, terutama
ketrampilan dalam melakukan akuisisi data dan menganalisi data citra. Sayangnya
untuk menjalankan perangkat lunak akuisisi pencitraan selalu terkait dengan
pemakaian radiasi, pasien dan peralatan Kamera Gamma itu sendiri. Untuk itu,
guna membiasakan pengguna dalam pemakaian perangkat lunak akuisisi pencitraan,
maka dikembangkan suatu media pelatihan pemakaian perangkat lunak pencitraan
yang dapat dipelajari sendiri tanpa harus menggunakan radiasi, pasien ataupun
menghidupkan peralatan Kamera Gamma. Perangkat lunak pelatihan ini dikembangkan
oleh Institute of Oncologi Unversity Ljubljana Slovenia yang diberi nama
Medicview Teaching dikembangkan dari perangkat lunak Medicview Acquisition yang
telah digunakan dalam akuisisi data pada peralatan Kamera Gamma. Fasilitas menu
dan cara pemakaian pada kedua perangkat ini adalah sama, hanya berbeda pada
cara akuisisi data yaitu data bukan berasal dari pasien langsung tetapi
memproses ulang data pasien yang telah disimpan dalam data base, data
disimulasikan seolah-olah akuisisi data langsung dari pasien. Sedangkan untuk
penganalisisan data dan pengolahan hasil citra, caranya sama seperti analisis data
sesungguhnya. Maksud penulisan makalah ini adalah untuk memperkenalkan adanya
media pelatihan perangkat lunak pencitraan sehingga diharapkan dapat memberikan
gambaran tentang cara akuisisi pencitraan pada Kamera Gamma serta pengetahuan
lain di bidang kedokteran nuklir.
Prinsip Kerjanya
Peralatan Kamera Gamma
terdiri dari 3 bagian utama yaitu bagian deteksi, bagian pencitraan dan bagian
mekanik. Bagian deteksi terdiri dari detektor Kristal sintilator NaI(Tl),
penguat awal dan bagian pengolah sinyal, dari bagian ini dihasilkan sinyal
berbobot posisi X, Y dan Z. Bagian pencitraan terdiri dari modul antar muka dan
perangkat lunak akuisisi dalam komputer, bagian ini mengolah sinyal masukan
menjadi suatu citra obyek. Sedang bagian mekanik terdiri dari beberapa sistem
mekanik beserta kontrol penggerak mekanik.
Pemakaian alat untuk
pemeriksaan pasien secara ringkas dapat diterangkan sebagai berikut. Mula mula
pasien dilakukan penanganan klinis sesuai dengan kasus yang dideritanya,
kemudian pasien ditempatkan pada meja pasien, detektor diarahkan kebagian organ
yang diperiksa. Detektor akan mendeteksi zarah radiasi yang dipancarkan oleh
isotop yang terakumulasi dalam organ pasien. Pulsa pulsa listrik yang
dihasilkan oleh detektor akan dikuatkan oleh rangkaian penguat awal, oleh
bagian pengolah sinyal pulsa tersebut dibobotkan kedalam bentuk sinyal posisi
berdimensi X dan Y. Selain itu, pulsa keluaran detektor juga dicek kebenarannya
sebagai bobot energi oleh penganalisis tinggi pulsa (Single Chanel Analyzer), sehingga
pulsa yang sesuai dengan bobot energi isotop saja yang dilewatkan, oleh teknik
logika pulsa ini dibentuk menjadi sinyal Z. Sinyal X, Y dan Z yang
dihasilkan,diumpankan ke bagian masukan modul antarmuka pencitraan untuk diubah
menjadi sinyal digital agar dapat dipahami oleh perangkat lunak akuisisi pada
komputer. Hasil perekaman data akan dicitrakan oleh perangkat lunak
akuisisi Medicview menjadi citra organ pasien, selanjutnya
citra organ ini dilakukan analisis menggunakan studi pasien, pengolahan data
citra, penyimpanan file, pelaporan dan pengiriman file kepada dokter maupun
bagian lain untuk penanganan lebih lanjut.
Dasar-Dasar Kamera Gamma
Sinar gamma dipancarkan
oleh sebuah nuklida melewati sebuahc oll imator untuk menghasilkan kilatan citra
didalam sebuah cakram detector yang dibentuk oleh Kristal Sodium Iodide. Sistem
kamera sintilasi menentukan sebuah lokasi di tiap peristiwa sintilasi dan
kemudian menghasilkan titik fokus cahaya yang baik pada posisi yang bersesuaian
dari tabung sinar katoda. Gambar yang dihasilkan masih memiliki akurasi dan
karakteristik yang belum bagus. Ini memerlukan pemrosesan sinyal lanjut yang
mampu memperbaiki distorsi yang terjadi pada citra sehingga dihasilkan citra
kualitas yang bagus. Gambar 2. menunjukan bentuk dari citra dalam kristal
kamera dengan sintilasi yang dihasilkan dari penyerapan sinar gamma.
Citra dalam kristal kamera dengan sintilasi
yang dihasilkan dari penyerapan sinar gamma
Collimator terdiri dari
sejumlah besar timbal dengan beberapa lubang paralel yang memiliki tampang
lintang yang sama. Jumlah sinar gamma yang diterima oleh beberapa daerah
kristal secara langsung sebanding dengan jumlah nuklida yang ditempatkan
dibawah organ. Karena sinar gamma memancar ke segala arah, maka hanya persentase
kecil (biasanya 0.01%) dari sinar yang dipancarkan oleh organ tersebut yang
mampu dideteksi dan mampu membentuk citra. Sinar gamma yang dipancarkan dari
tubuh pasien ditangkap oleh kristal kristal sintilasi berdiameter besar
(NaI(Tl)) setelah melalui suatu kolimator. Guna kolimator adalah untuk
memberikan penajaman pada citra karena hanya melewatkan sinar gamma yang searah
dengan orientasi lubang kolimator dan menahan gamma hamburan. Sedangkanshie ld
timbal menjamin hanya sinar gamma yang datang dari tubuh pasien saja yang
dideteksi. Ketika suatu photon gamma berinteraksi dengan kristal sodium iodida
yang diaktivasi oleh Thallium (NaI(Tl)) maka dihasilkan pulsa pancaran cahaya
(fluorescent light) pada titik interaksi yang intensitasnya sebanding dengan energi
sinar gamma.
Pulsa pancaran cahaya
tersebut kemudian dideteksi dan dikuatkan oleh setiap PMT sepanjang permukaan
belakang kristal, dimana tabung dengan jarak terjauh menerima cahaya lebih
kecil dari pada tabung yang terdekat Efisiensi kristal ini untuk mendeteksi sinar
gamma dari xenon 133 (81 keV) dan technetium 99m (140 keV) adalah mendekati
90%, artinya hanya 10% dari foton gamma yang melalui kristal yang tidak
menghasilkan suatu pulsa cahaya. Posisi dari kilatan cahaya ditentukan dengan
melihat bagian belakang kristal yang terdiri dari Photomultiplier tubes (PMT).
Kamera gamma
komersial menggunakan 37 PMT yang disusun sedemikian rupa.
Sebuah pipa cahaya
transparan disediakan untuk optical coupling PMT ke kristal. Karakteristik
optik dari pipa cahaya tersebut memiliki pengaruh yang sangat penting dalam
resolusi kamera dan keseragaman medan. Pulsa arus keluaran dari tiap – tiap PMT
diterapkan ke masukan tiap – tiap preamplifier yang memperkuat dan membentuk
pulsa sebelum dikirim untuk pemrosesan lebih lanjut. Sinyal keluaran
preamplifier adalah tegangan yang memiliki tinggi pulsa yang sebanding dengan
arus dari PMT dan energy radioaktif yang masuk ke detektor. Lintang sinyal
diset pada level ambang sebagai umpan pada summing ampllifiers yang
merubahsinyal tersebut menjadi empat posisi koordinat sinyal yakni X+ , X , Y+,
Y dan sinyal energi total ZT juga dibuat untuk menormalisasi sinyal –
sinyal tampilan (±X ,±Y) sehingga citra organ yang ditampilkan pada layar benar
– benar replica dari organ asal.
Akuisisi citra static
pada kamera gamma analog digambarkan sebagai berikut : misalkan pada koordinat
X,Y (45,18) ada pulsa dengan cacah sama dengan N. Sinyal – sinyal tersebut
dilewatkan pada rangkaian ADC. Bilangan desimal 45 dan 18 dikonversikan ke
bilangan digital sehingga posisinya dapat dipastikan pada system video display
dan apabila terjadi pulsa – pulsa diposisi koordinat 48,18 pada kristal maka
hasil cacahnya diakuisisi di lokasi yang sesuai pada layar display. Sinyal
koordinat X dan Y dapat langsung dikirim ke peralatan penampil gambar atau
direkam oleh komputer, sedangkan sinyal Z diolah oleh penganalisis tinggi pulsa
(PHA). Titik cahaya dapat dimunculkan pada layar monitor hanya apabila pulsa
energinya ada pada daerah jendela yang diatur sebelumnya (preset window) dari
PHA dengan koordinat titik cahaya ditentukan oleh sumbu X dan Y.
Bagian-bagian kamera gamma
1. Gantry terdiri dari
a) kepala
detektor : kolimator, detektor kristal sintilasi, photo multiplier tube (PMT)
b) cincin
gantry
c) rak
d) meja
pasien
2. Hand controler fungsi :
menggerakkan detektor, gantry, meja, ada tombol start & stop
3. Display panel fungsi :
mengetahui posisi gantry, detektor, meja
4.pengganti kolimator fungsi
: menyimpan & mempermudah penggantian kolimator
5. Rak elektronik td: 2 buah
komputer yang saling berhubungan
6. imajer : membuat
gambar/image pada film radiografi
Kolimator
·
Guna : memfokuskan sinar gamma dari organ ke
detektor sintilator
·
Macam : paralel, konvergen, divergen, pin
hole
·
Mekanisme :Sinar gamma yang searah melalui
kolimator-à
menumbuk detektor, sedangkan yang arahnya miring -à menumbuk pipa/diabsorbsi
Efektifitas kolimator
1.
dimensi : besar, jumlah, panjang, tebal pipa, misal : Tc-99màparalel hole, tebal 25 mm,
35.000 lubang
2.
jarak dari obyek : pd scanning tiroid & renogramà sedekat mungkin agar
resolusinya bagus
3.
energi gamma yg digunakan :
70-140
KeVàlow
energi, 260-400 KeVà
medium, > 400 KeVà
high energi
Susunan
pipa : paralel, konvergen dsb
Detektor sintilator
ü Bahan
: Sodium iodide (NaI)+Thalium
ü Mekanisme
: radiasi gamma dari obyekà
kolimatoràberinteraksi
dg kristal sintilator à
intensitas cahaya sebanding dg kandungan energi foton.
ü Dibagian
belakang kristal tdp PMT utk mengamplikasi sinar tsb.
ü Diameter
kristal : 10-21 inchi, ketebalan : 1/4 -1/2 inchi, makin luas kristalàmahal
Photo Multiplier Tube (PMT)
ü Fungsi
: merubah signal cahaya menjadi signal elektrik yg terukur
ü Tempat
: dibelakang kristal NaI (Tl), jumlah banyak
ü Susunannya
:
a. elektroda pertama : photo katoda, merubah cahaya
menjadi elektron
b.
elektroda selanjutnya : dynoda, melipat gandakan elektron-elektron
c.
dynoda terakhir : anoda, menghasilkan pulsa out put
PMT
ü Pulsa
out put kmd diperkuat oleh preamplifier & amplifier
ü Signal
keluaran : x, y, z
ü Ordinat
x & y : tampak pd layar display/ komputer, ordinat z (intensitas) hrs
diproses oleh Pulsa Heigh Analizer (PHA)
ü Jml
PMT lama : 17-19, baru : 37-93 (lebih akurat)
PHA
ü Fungsi
: membuang signal radiasi cacah latar, radiasi hambur & mencatat photon
dari photo peak yg akan diteruskan ke komputer, signal yg tidak sesuai akan
ditolak/dibuangSistem komputer gamma kamera
Ada
2 yaitu :
1. untuk memproses data yg
dikontrol oleh konsul kontrol, digunakan untuk :
a.
seleksi prosedur, isotop, informasi pasien, preset time, preset count
b.
uji kualitas
2. untuk mengontrol komputer
yg berguna a. mengambil gambar/ image
b.
memanggil kembali image yg tersimpan
c.
menampilkan, memanipulasi, menganalisa & menghitung gambar yg telah
disimpan
trima kasih
BalasHapussama-sama
HapusCitra kamera gammanya bagian mna?
BalasHapus